Jumat, 15 Agustus 2008

Produk Menarik dari Limbah Plastik Multilayer

Liputan6.com, Ciledug: Berangkat dari ide menciptakan usaha yang peduli lingkungan serta membuka lapangan pekerjaan baru, Aswin, warga Ciledug, Tangerang, memanfaatkan limbah plastik multilayer menjadi aneka tas dan produk yang menarik. Keunggulan produk Aswin terletak pada warna yang otomatis sesuai dengan merek dan kemasan yang digunakan. Selain itu, produk tersebut juga kuat dan tahan lama.

Hal itu wajar mengingat limbah plastik multilayer merupakan salah satu sampah yang tak bisa didaur ulang. Bahkan sebelum usaha Aswin berdiri, sejumlah pemulung mengaku jenis sampah tersebut tak laku dijual. Karena itu Aswin mengatakan tulang punggung usaha yang ia jalani adalah pemulung. Sebab para pemulung tersebut yang menyuplai bahan baku bagi usaha Aswin.

Menurut salah satu pemulung, Rasini, ia mendengar dari temannya bahwa tempat usaha milik Aswin mau membeli limbah plastik yang selama ini tak laku dijual. Hingga kini, ia meruapakn salah satu penyuplai sampah plastik itu dengan dihargai Rp 4.000 per kilogram. "Lumayan buat nambah-nambah uang dapur," tutur Rasini.

Sedangkan dalam proses produksi, Aswin mengatakan ada dua jenis pekerjaan yang harus dilalui. Pekerjaan itu dibedakan menurut yang membutuhkan keahlian, seperti menjahit atau tidak membutuhkan keahlian, seperti mencuci dan memotong plastik multilayer.

Menurut salah satu penjahit, Edi Apipudin, ia sudah berpengalaman menjahit selama 15 tahun. Itu mulai dari pakaian hingga jok pesawat terbang. Namun Adi mengaku keahliannya trk menjamin ia bisa menjahit bahan plastik multilayer tersebut. "Bahannya tidak biasa" kata Edi. Hal itu kemudian dibenarkan oleh Aswin.

Menurut Aswin, dalam pembuatan produk kemasan multilayer ini tidak bisa buat langsung jadi. "Penjahit harus menyesuaikan diri dengan cara membuat, melipat hingga menjahit," imbuh Aswin. Hal itu karena plastik kemasan multilayer memiliki karakteristik tertentu.

Adapun kemasan itu nantinya akan menjadi beragam produk, seperti aneka macam tas dan payung. Tentu usaha ini juga mengharapkan kontribusi masayarakat untuk memisahkan sampah kering dan basah, kemudian dipisahkan lagi menurut jenis sampah kemasan multilayer tersebut.

Untuk pemasarannya, lanjut Aswin, ia merambah pasar lokal maupun internasional. Namun, sambutan pasar lokal tak sebaik sambutan pasar internasional. Itu disebabkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidup masih sangat kurang. Bagi Aswin, itu sangat berbeda dengan orang luar negeri. "Mereka malah senang dengan produk dari sampah" kata Aswin. Dengan begitu, mereka menganggap bisa lebih mempertahankan bumi ini.(IKA/Julianus Kriswantoro)

Aswin Aditya 0817.6578.765
Komplek Pondok Surya Blok U No.2
Ciledug, Tangerang.

Mendatangkan Devisa dengan Mengekspor Limbah Plastik

JAKARTA – Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa yang baru lulus, pasti memiliki keinginan untuk bekerja di sebuah perusahaan besar, termasuk pada sebuah bank, dengan maksud agar gaji yang diperolehnya besar.

Kenyataan demikian pernah dilakukan Muhammad Baedowy, lulusan jurusan akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang. Begitu lulus dari Universitas Merdeka, Baedowy langsung diterima bekerja di Multicor Bank, sebuah bank asing asal Scotlandia.
Pada bank asing yang berkantor kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta ini, Baedowy menikmati berbagai fasilitas dan gaji cukup lumayan. Namun ternyata, berbagai fasilitas enak tersebut tidak membuat mantan penjual pisang molen ketika masih kuliah ini kerasan bekerja, tapi justru sebaliknya ingin keluar dan ingin berusaha sendiri. Makanya, ketika karyawan bank takut di PHK, Baedowy malah mengajukan permohonan pengunduran diri.
Sebelum berhasil merealisasikan cita-citanya membangun usaha sendiri, mantan karyawan Multicor Bank ini, pernah bekerja pada sebuah perusahaan batik, milik warga Negara Belanda. Ketika masih menjadi karyawan perusahaan batik inilah, Baedowy yang kini memiliki 43 mitra yang tersebar di sejumlah provinsi bertemua dengan mantan pejabat bank pemerintah yang mengajaknya membuat usaha pengolahan sampah dan penggilingan plastik.
“Kerja sama dengan mantan pejabat bank tersebut tidak berlangsung lama, karena di antara kami tidak ada persamaan visi dalam mengelola bisnis pengolahan sampah. Akhirnya, kami berpisah baik-baik dan saya mendirikan perusahaan pengolah limbah sendiri dengan modal sekitar Rp 50 juta,” kata Baedory kepada SH, di Jakarta, Jumat (13/9).
Dengan modal Rp 50 juta, Baedowy memulai usahanya dengan mendirikan PT Majestic Buana Cipta Cemerlang, yang bergerak di bidang daur ulang plastik dan penggilingan PET. Alasan terjun ke bisnis daur ulang plastik dan penggilingan PET, menurut aktivis serikat pekerja di Multicor Bank ini, antara lain, karena persaingan bisnis ini masih terbuka, tenaga kerja tidak memerlukan tenaga profesional, maka perlu diambil dari sekitar perusahaan, sehingga kehadirannya mampu memberikan nilai tambah bagi penduduk sekitarnya. Selain itu, usaha ini risikonya kecil dan peluang ekspornya masih terbuka.

Datangkan Devisa
Hasil pengolahan sampah plastik, menurut Baedowy, tidak bakal kelebihan pasokan. Pasalnya, sampah bekas botol minuman ini, setelah diolah bisa menghasilkan polyester yang bisa dipergunakan sebagai bahan baku bermacam produk, seperti benang, keset, rambut boneka, karpet, dan lain sebagainya.
“Sampah plastik kalau kita biarkan akan menjadi musuh masyarakat, karena tidak bisa busuk. Tapi, setelah diolah bisnis ini menjadi bisnis ramah lingkungan, mampu menyerap tenaga kerja banyak dan menghasilkan devisa,” paparnya.
Baedowy menambahkan, untuk memulai bisnis ini juga cukup mudah, karena tidak memerlukan modal besar dan kepandaian khusus. Investasi untuk memulai bisnis tidaklah sama. Bagi yang memiliki lahan sendiri, investasi jelas lebih murah, karena tidak perlu mengeluarkan uang sewa buat pabrik pengolahan, tapi hanya untuk membeli mesin yang harganya sekitar Rp 25 juta.
Meski mantan karyawan Multicor Bank ini, kini sukses jadi pengusaha pengolah limbah tidak ingin memonopoli bisnis ini. Sebaliknya, lulusan jurusan akutansi Universitas Merdeka Malang ini, ingin berbagai pengalaman dengan banyak orang yang kini diwujudkan dalam bentuk kemitraan. “Bagi yang ingin memulai, kami siap membimbing mulai dari awal hingga mampu menghasilkan polyester,” kata Baedowy.
Bagi masyarakat yang ingin bermitra dengan PT Majestic Buana Cipta Cemerlang, Baedowy telah membuat aturan dengan jelas. Pertama, bagi yang ingin menerjuni bisnis ini harus membeli mesin daur ulang plastik dari PT Majestic Buana Cipta Kreasi, yang juga milik Baedowy.
Dalam perjanjian disebutkan, pembeli mesin daur ulang, PT Majestic Buana Cipta Kreasi akan melatih, membina hingga pembeli bisa memproduksi gilingan PET. Bukan hanya itu, pihak PT Majestic juga bersedia membeli seluruh hasil gilingan, dengan syarat lulus pemeriksaan dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Dalam perjanjian dengan pembeli mesin produk PT Majestic, juga disebutkan pihak pembeli juga diminta menyetorkan uang sebesar Rp 1 juta sebagai jaminan jika terjadi pelanggaran yang dilakukan pembeli mesin.
Misalnya, pembeli mesin menjual hasil produksinya kepada pihak lain, tanpa melapor kepada PT Majestic yang membinanya, maka uang jaminan akan menjadi hak PT Majestic. Sebaliknya, PT Majestic akan mengembalikan uang jaminan dua kali lipat jika selama dua tahun antara mitra binaan tidak melakukan pelanggaran.
(SH/ignatius gunarto)

Copyright © Sinar Harapan 2003

Strategi Jitu Mengatasi Limbah Plastik

Di negara maju, pemerintahnya memang sangat serius menangani limbah. Mereka sudah menyiapkan sejumlah strategis yang sudah fokus pada limban-limbah tertentu. Salah satu contoh adalah yang terjadi di Propinsi Alberta, Kanada. Mereka sudah menyusun satu strategi yang mereka sebut Alberta Post-Consumer Plastic Recycling Industry, yang mengupayakan agar pengolahan sampah plastik menjadi lebih hemat, berbasis pada kelestarian lingkungan. Tujuan utamanya adalah menurunkan dan meminimalkan jumlah plastik yang dibuang ke tempat sampah. Pelaksanaan dari strategi ini didasarkan pada tiga aksi kunci, yakni: 1. Menyediakan informasi secara terus menerus kepada warga masyarakat dan komunitas daur ulang tentang cara-cara pengumpulan plastik. 2. Mengembangkan peningkatan sistem pengumpulan plastik bekas melalui pengembangan depot pengumpulan yang efisien. 3. Mengembangkan teknik-teknik untuk mengatasi plastik yang tidak bisa didaur ulang.

Upaya melawan sampah plastik ini dimulai ketika pemerintah daerah Alberta meminta tolong pada APRA, satu perusahaan konsultan yang menangani berbagai macam limbah, untuk membantu mereka. APRA kemudian melakukan studi dan menyusun strategi untuk mengatasi masalah limbah plastik.

Kunci dari strategi yang mereka kembangkan adalah, antara lain, adalah hanya akan mendaur ulang plastik-plastik yang memang memiliki nilai jual tinggi. Contohnya adalah plastik HDPE, yang biasa dipakai untuk wadah susu dan minuman lainnya. Untuk itu sistem sortasi sampah yang baik perlu dikembangkan untuk memilah plastik jenis ini. Sistem pengumpulannyapun dikembangkan sedemikian rupa, sehingga sortasi yang dilakukan menjadi lebih mudah. Sedangkan untuk plastik yang kurang bernilai untuk didaur ulang, atau plastik yang tidak bisa lagi didaur ulang, tak ada cara lain kecuali mengubahnya menjadi sumber energi. Limbah plastik merupakan sumber energi yang kaya. Satu pon plastik polyetilene mengandung 18.000 BTU (British Thermal Unit) energi. Bandingkan dengan limbah padat selain plastik yang paling-paling hanya menghasilkan energi sebanyak 4.500 BTU sampai 5.000 BTU.

Karena fokusnya sudah jelas, hanya mengolah limbah plastik jenis HDPE, maka Pemda Alberta pun bekerjasama dengan industri-industri makanan yang menggunakan plastik jenis ini sebagai wadah makanan atau minuman hasil produksinya. Perusahaan makannpun kemudian mengembangkan aneka strategi untuk menarik kembali wadah-wadahnya untuk didaur ulang. Dengan demikian wadah itu diusahakan tidak masuk ke tempat sampah, melainkan langsung ke depot-depot penampungan. Sistem ini jelas sangat menghemat biaya.

Keberhasilan Pemda Alberta dalam menerapkan strategi mengatasi limbah plastik adalah berkat dukungan yang padu dari semua pihak yang terkait, mulai dari industri plastiknya, industri pengolah limbah, industri pemakai plastik dan warga masyarakat. Inilah mungkin yang perlu dicontoh.

Kamis, 14 Agustus 2008

Menghancurkan Plastik dengan Air

Dilihat dari jenisnya, limbah plastik merupakan komponen ketiga terbanyak yang dibuang setelah limbah organik dan kertas. Meski dari segi jumlah tidak tergolong banyak, limbah plastik merupakan masalah lingkungan yang terbesar karena materialnya tidak mudah diurai oleh alam, baik oleh curah hujan dan panas matahari, maupun oleh mikroba tanah.

Karena ringan, plastik akan cenderung terangkat ke permukaan ketika ditimbun sehingga mengotori lingkungan sekitar. Jika tercecer di badan air, plastik cenderung menyumbat aliran. Bila dibakar akan menimbulkan asap yang membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.

Dengan kian meningkatnya kebutuhan barang plastik, limbah ini akan menimbulkan masalah yang kian pelik. Hal ini bisa dilihat dari perkiraan kebutuhan plastik 220 juta penduduk Indonesia pada tahun 2003 yang akan mencapai sekitar 1,35 juta ton, menurut Indonesia Plastic Industries.

Material plastik yang sudah dikenal sejak puluhan tahun silam sebagai bahan hasil rekayasa polimer, kini telah muncul dalam berbagai jenis produk mulai dari kantung plastik, tas kresek, sampai komponen berteknologi tinggi seperti barang elektronik, otomotif, dan pesawat terbang. Bahan ini banyak digunakan karena mempunyai banyak sifat unggul, seperti ringan, transparan, tahan air, elastis, dan harganya relatif murah.

Selama ini memang telah ada upaya untuk mendaur ulang plastik yang dilakukan oleh pemulung dan industri pendaur ulang plastik, namun tidak semua limbah tertangani dan beberapa jenis plastik seperti styrofoam dan plastik multilayer belum dapat dimanfaatkan.

Menurut Tomridjo dari Dana Mitra Lingkungan dalam seminar tentang limbah plastik yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), belum lama ini daur ulang yang sudah dilakukan adalah menggunakan proses generik, yaitu satu jenis plastik bekas, diproses menghasilkan plastik yang sama, namun sifat fisiknya lebih rendah.

Teknik daur ulang yang lebih baik adalah dengan proses pencampuran, yaitu mencampurkan semua jenis plastik dalam extruder yang melelehkannya pada suhu tertentu kemudian dimasukkan dalam cetakan yang sesuai dengan produk yang diinginkan.

Air superkritis
Mengolah limbah plastik kemudian dicoba dengan air superkritis atau supercritical hydrogen dioxide (ScH2O). Peneliti BPPT Mohamad Yusman dan Tusy A Adibroto dari Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT, pada seminar tersebut mempresentasikan hasil penelitian penggunaan air superkritis ini.

Air pada kondisi superkritis, yaitu di atas suhu 374 derajat Celsius dan tekanan di atas 220 atmosfer memiliki sifat yang berbeda dengan air pada kondisi normal atau suhu kamar dan tekanan atmosfer. Pada kondisi yang superkritis, air mampu melarutkan dan mendekomposisi senyawa organik, termasuk plastik dan gas.

Plastik yang terdekomposisi akan menghasilkan senyawa dasar penyusunnya, yaitu monomer yang selanjutnya dapat digunakan kembali sebagai bahan baku plastik dengan kualitas yang sama. Namun, karena memiliki suhu dan tekanan kritis tinggi, maka sifat air akan berubah menjadi asam dan memiliki daya korosif terhadap bahan logam reaktornya. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap penerapan air superkritis (ScH2O) pada berbagai penggunaan industri maupun penanganan berbagai macam limbah, urai Tusy yang juga direktur di pusat kajian itu.

Ditemukannya air superkritis bermula dari hasil percobaan yang dilakukan oleh peneliti dari Perancis Baron Charles Cagniard de la Tour, pada tahun 1821. Setelah itu dilakukan serangkaian penelitian di berbagai perguruan tinggi di dunia untuk memanfaatkan air superkritis guna mendestruksi bahan berbahaya dan beracun, termasuk bahan mudah meledak, propelan, dan bahan kimia dari senjata kimia.

Saat ini, ScH2O mulai dikembangkan untuk reaksi senyawa organik. Beberapa kelebihan yang dimiliki medium ini antara lain, kemampuan laju reaksinya yang tinggi, kemampuan mengekstraksi, mendekomposisi, dan menghilangkan polutan dalam limbah, serta dalam mendekomposisi sampah plastik.

Dalam keadaan suhu dan tekanan tinggi, air superkritis mampu melarutkan semua senyawa organik, termasuk plastik. Kelarutan senyawa ini sangat tergantung pada suhu, konstanta dielektrika, dan berat jenisnya.

Upaya untuk mendapatkan kembali senyawa dasar polimer plastik, yaitu monomer, dilakukan untuk memproduksi plastik kembali dengan kualitas yang sama melalui proses polimerisasi. Beberapa contoh depolimerisasi adalah PET menjadi asam terephthalate dab ethylene glycol. Nylon 6 menjadi konstanta dielektrika caprolactam dan air.

Kelebihan ScH2O sebagai medium untuk depolimerisasi dibandingkan dengan fluida lain yang dapat digunakan sebagai fluida superkritis antara lain harganya murah, tidak beracun, serta tidak mudah terbakar dan meledak. Tidak menghasilkan jelaga atau karbon karena reaksinya dalam sistem tertutup. Reaksi juga dapat dilakukan tanpa menggunakan bantuan katalis.

Namun, kekurangannya, ScH2Omemerlukan suhu dan tekanan kritis yang lebih tinggi dibandingkan fluida lain. Bandingkan dengan metanol dan toluene yang memerlukan suhu 239,5oC dan 318,6oC serta tekanan 8.10 dan 4.11 Mpa. Di samping itu, keasaman air akan meningkat pada suhu tinggi, yang ditunjukkan oleh kenaikan konsentrasi ion hidrogen 30 kali lipat dibandingkan dengan air pada kondisi normal. [yun]
Sumber: Laporan Iptek Kompas, 26 Oktober 2002

Selasa, 12 Agustus 2008

DAUR ULANG KOTORON TERNAK MENJADI PAKAN TERNAK

Upaya mengoptimalkan limbah ternak menjadi lebih bermanfaat dengan teknologi fermentasi Cairan Stimulan Superfarm adalah dengan proses daur ulang :

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Kotoran kambing : 20%
2. Kotoran ayam : 20%
3. Bekatul : 30%
4. Tepung ikan lokal : 10%
5. Bungkil kedelai : 10%
6. Tepung jagung : 10%
7. Cairan Stimulan Superfarm : 200 cc
8. Molase : 200 cc
9. Air : 2 liter

Proses Pembuatan :
1. Kotoran ayam, kotoran kambing, bekatul dicampur secara merata.;
2. Larutkan Cairan Stimulan Superfarm dan molase dalam 2 liter air, kemudian campur secara merata dengan adonan no.1;
3. Adonan tersebut kemudian dimasukkan dalam karung goni untuk proses fermentasi selama 24 jam;
4. Setelah diperam kemudian dibuka dan diangin-anginkan sampai kering betul.
5. Bungkil kedelai, tepung jagung dan tepung ikan dicampur secara merata, kemudian ditambahkan secara merata dalam
adonan yang sudah terfermentasi.

Campuran tersebut diatas siap diberikan pada ternak ayam, itik atau yang sejenisnya (dalam bentuk tepung), jika pakan yang berupa tepung tersebut diinginkan untuk dibuat butiran (granul) perlu ditambahkan tepung kanji yang diencerkan untuk mencampurnya, baru kemudian adonan tersebut dimasukkan dalam alat cetak, kemudian dijemur. (sumber: www.deptan.go.id)

paperExplorer

PaperExplorer.Com menjual kertas daur ulang buatan tangan hasil produksi dari pengrajin kertas daur ulang di Indonesia yang terbaik dan sudah berpengalaman dalam memproduksi kertas daur ulang buatan tangan sejak tahun 1995.

Bahan baku yang dipergunakan untuk kertas daur ulang buatan tangan ini adalah : limbah kertas dan limbah pertanian yang memiliki serat selulosa seperti pelepah pisang,abaca,jerami,eceng gondok,dll.

Ukuran kertas tersedia dalam ukuran standart kertas A4 (21cm x 29,7cm), A3 (29,7cm x 42cm) dan A2 (42cm x 59,4cm). Untuk kertas ukuran A1 (59,4cm x 84,1cm) ukuran kertas paling besar yang bisa dicetak secara manual,tersedia hanya untuk pemesanan khusus (special order).

Berat kertas (gramature) relatif karena kertas ini dibuat/dicetak secara manual dengan tangan sehingga ketebalan kertas tidak terukur secara standart.

Aplikasi kertas daur ulang buatan tangan antara lain ; sebagai cover untuk box,album foto,amplop,kartu nama,kartu pos,kartu undangan,kap lampu,placemat,dll. Kertas daur ulang buatan tangan juga dapat dipakai untuk aplikasi cetak seperti kartu undangan,kartu pos,kop surat,dll.

Harga yang tertera adalah harga jual per-lembar. Anda dapat membeli kertas daur ulang buatan tangan ini secara eceran/ritel, dengan minimum pembelian adalah Rp.50.000,- (lima puluh ribu), tidak termasuk ongkos kirim.

Anda dapat menghubungi kami di :
Telp.021-5251908 Fax.021-5251903 CDMA.021-95656727

Sampah dan Daur Ulang

○Tata cara pembuangan sampah rumah tangga
Umumnya kantor pemerintah kota akan mengangkut sampah rumah tangga. Mengenai cara pembagian sampah dan cara pembuangan sampah berbeda tergantung dari tiap-tiap daerah.
Tanyakan pula pada para tetangga atau pada kantor pemerintah kota mengenai tempat, jam dan tanggal pengangkutan sampah yang biasanya sudah ditentukan. Buanglah sampah Anda sesuai dengan tata cara dan hari yang telah ditentukan.


○Pembagian sampah rumah tangga biasa
Tata cara pembagian sampah berbeda tergantung dari tiap-tiap daerah. Ada daerah yang membagi sampah antara yang mudah terbakar dengan yang tidak mudah terbakar, dan ada juga daerah yang tidak membaginya seperti itu.
Ada daerah yang membagi sampah dengan membedakannya dari jenis kotak sampah, atau juga dengan hari pengangkutan sampah yang tergantung dari jenis sampah.
Tanyakan pula pada para tetangga atau kantor pemerintah kota mengenai cara pembagian sampah ini. Buanglah sampah sesuai dengan cara pembagian sampah yang telah ditentukan oleh daerah tersebut.


○Tata cara pembagian sampah yang termasuk kategori sampah besar
Tata cara pengangkutan sampah besar seperti peralatan listrik dan mebel berbeda di tiap-tiap daerah. Alat pengatur udara, TV, kulkas dan mesin cuci tidak termasuk dalam kategori ini.
Ada beberapa daerah yang sudah menentukan hari untuk melakukan pengangkutan sampah besar, sehingga Anda perlu memgadakan pemberitahuan terlebih dahulu. Ada pula daerah yang memerlukan prosedur untuk mengangkut sampah besar ( ditambah ongkos angkut ).
Tanyakan pada para tetangga atau kantor pemerintah kota mengenai hal ini.


○Alat pengatur udara, TV, kulkas, dan mesin cuci bekas
Peralatan besar seperti TV, pengatur udara, kulkas dan mesin cuci tidak akan dihitung sebagai kategori sampah berukuran besar. Anda dapat meminta toko dimana Anda membeli barang-barang tersebut, atau toko barang-barang bekas untuk mendaur ulang barang yang telah Anda buang. Anda juga harus mengeluarkan biaya daur ulang dan biaya pengangkutan barang.
Akan tetapi, Anda tetap perlu menanyakan pada pihak kantor pemerintah kota mengenai hal ini untuk mencegah jika terjadi penolakan dari pihak toko untuk mendaur ulang barang-barang Anda.


○Mengumpulkan barang-barang yang bisa disumberdayakan untuk digunakan kembali
Ada beberapa daerah yang membagi sampah umum dan sampah yang bisa disumberdayakan untuk dipakai lagi. Sampah-sampah seperti koran bekas atau majalah bekas, kaleng atau botol akan dikumpulkan untuk dipakai lagi.
Tanyakan pada para tetangga atau kantor pemerintah kota mengenai cara pembuangan sampah-sampah tersebut. (sumber: www.clair.or.jp)

Daur Ulang

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.

Material yang dapat didaur ulang:
Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi; baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik)
Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja, besi rangka beton
Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, ember
Sampah basah dapat diolah menjadi kompos (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang)

bahan dasar kertas daur ulang

Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.
Ini merupakan salah satu contoh bahan dari limbah koran yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.

Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.
Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja setelah mengalami proses lebih lanjut.

sejarah kertas

Keberadaan kertas dalam kehidupan manusia cukup penting, karena kertas berfungsi sebagai pencatat ilmu pengetahuan, media untuk promosi perdagangan, sarana untuk menyampaikan pikiran serta gagasan, dan lain-lain. Di atas permukaannyalah terletak berbagai informasi yang ingin disampaikan, misalnya tulisan atau gambar.
Masalah utama yang dihadapi para pembuat kertas produksi massal saat ini yang dikerjakan dengan menggunakan mesin yang serba otomatis, serupa dengan masalah pembuat kertas di China pada zaman dahulu, yaitu masalah untuk mendapatkan dan menggunakan bahan-bahan yang cocok untuk pembuatan kertas, masalah bagaimana membuat bubur kertas dan membentuk kertas agar awet dan wujudnya menarik atau bagus, dan masalah bagaimana membuat kertas yang halus atau enak untuk disentuh dan menarik untuk dilihat.
Sebelum kertas diketemukan, manusia telah mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan dirinya melalui bahasa gambar dan bahasa tulisan , sehingga mereka berusaha mencari permukaan-permukaan benda yang sekiranya cocok untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pada awalnya cara mereka mengungkapkan perasaan melalui suatu kegiatan menggambar, seperti menggurat, mengukir, mentakik atau menoreh di atas permukaan batu, tulang belulang, dan sebagainya.
Tanda-tanda yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, dapat dibagi menjadi dua grup:
1) Piktografi atau tulisan berupa gambar (picture writting) hanya obyek-obyek tertentu yang digambarkan.
2) Ideografi atau tulisan yang mengungkapkan gagasan (ideawriting), memperlihatkan lebih dari satu gambar dan semuanya mempunyai nilai simbolik.
Batu sebagai sarana untuk berkomunikasi lewat tulisan, hampir sama sebagaimana bahan tersebut digunakan sebagai patung. Melalui medium ekspresi ini, maka suatu angka yang tidak berurutan dari catatan sejarah telah dibuat dan berlaku untuk masa dunia moderen saat ini. Orang Mesir telah memahat hieroglyphs dalam monumen batu yang disebut obelisks. Salah satu obelisks kuno itu, sekarang ini berdiri tegak di Central Park, New York.
Bangsa Sumeria di daerah sungai Efrat dan Tigris (Irak sekarang), sejarahnya diperkirakan dimulai sejak 3000 tahun yang lalu. Orang-orang Sumeria menciptakan dan menggunakan huruf-huruf paku (cuneiform), yang merupakan tulisan pertama yang dikembangkan di dunia. Ketika Sumeria ditaklukan, si pemenang berbaur dengan orang-orang Sumeria dan mengambil alih tulisannya. Pada waktu itu tulisan paku masih di atas batu.
Orang-orang Chaldea dari Babylonia Kuno, telah mencap tanda-tanda dengan alat ukur tulang ke dalam tanah liat dalam berbagai ukuran dengan huruf-huruf paku. Tanah liat tersebut kemudian dibakar sehingga menjadi keras. Hasil dari kegiatan tresebut dikirimkan dari satu orang ke orang lain, seperti halnya tulisan kertas berharga dan surat-surat yang dipertukarkan saat ini. Ashurbanipal, penguasa Assyria, telah membentuk perpustakaan yang berisi tulisan di atas tanah liat ini.
Penggunaan beberapa logam seperti kuningan, tembaga, perunggu dan timah, tidaklah diketahui pada awal peradaban. Dalam Bibel, referensi dibuat terhadap pemakaian timah untuk tulisan-tulisan permanen. Logam-logam yang lain digunakan dalam pemeliharaan atau pengawetan perjanjian-perjanjian, hukum-hukum dan persekutuan-persekutuan. Orang-orang Rowawi menggunakan perunggu dalam mencatat peringatan-peringatan mereka dan dalam medan pertempuran para serdadu Romawi memahat keinginan-keinginan mereka pada gesper logam atau pada sarung pedang mereka. Sebagai benda kesayangan, maka barang-barang perunggu tersebut dipahat dan diukir dengan nama-nama atau simbol mereka pada awalnya, kemudian ditulisi untuk memperingati suatu peristiwa atau menerangkan alasan bagi pembuatan benda-benda perunggu tersebut, atau untuk menerangkan cara menggunakannya, atau untuk mencatat nama-nama dari para pembuatnya.
Buku-buku besar tersusun dari lembaran-lembaran kayu telah dipakai sebelum masa Homer (abad ke 9 SM). Bahan utama berasal dari kotak kayu dan pohon-pohon citron. Setiap bagian kayu biasanya ditutup dengan suatu lapisan kayu halus tipis dari lilin, kapur atau plester dan tanda- tanda atau tulisan ditorehkan pada lapisan itu dengan menggunakan sebuah logam atau tulang yang berbentuk lancip. Teknik ini memungkinkan untuk menghapuskan tulisan dengan cara pelapisan kembali lembaran-lembaran kayu tersebut. Papan-papan atau lembaran kayu itu kemudian diikat bersama-sama dengan sabuk kulit, sehingga menjadi susunan buku yang disebut codex. Buku meja tetap dipakai hingga abad ke 14. Di negeri timur tanda-tanda itu ditulis dalam bilah-bilah bambu kering yang diikat bersama-sama sehingga membentuk bundelan atau ikatan. Barang tersebut tanggung dan sukar untuk menyimpannya. Setiap kali buku dipergunakan, maka tali itu harus diikatkan kembali. Orang-orang China dahulu kala, tidak memberi nomor pada bilah-bilah bambu tersebut, sehingga akan membingungkan urutannya jika tali-tali yang mengikat putus atau bilah-bilah tersebut dibongkar. Menempatkan kembali pada urutan semula dari bilah-bilah tersebut, seringkali tidak bisa dilakukan.
Menulis pada daun-daun palem dan jenis tumbuh-tumbuhan lain telah dipraktekkan sejak jaman dahulu kala di Romawi dan negara-negara Timur dekat. Daun-daun palem yang lebar dan berstrip-strip dari berbagai ukuran panjang dan lebar, kira-kira 2 inchi dipotong. Sebuah alat dari logam yang berbentuk lancip digunakan untuk menoreh daun tersebut. Hasil torehan kemudian diisi dengan semacam cat yang dibuat dari arang sehingga tulisan-tulisan tersebut menjadi jelas dan menonjol. Setiap lembar daun ditusuki untuk membuat 2 buah lubang dan daun-daun tersebut diikat bersama dengan tali untuk menjadi sebuah buku. Pemakaian daun-daun dari berbagai pohon tersebut menghadirkan istilah kata "leaf" yang saat ini mempunyai arti bagian dari sebuah buku.
Kulit dari berbagai macam pohon telah digunakan sebagai bahan tulisan, hampir pada setiap periode dan daerah. Di jaman latin telah digunakan kulit pohon bagian dalam, dikenal dengan nama liber. Pada waktu itu, pengertian liber adalah istilah untuk buku itu sendiri dan kata "library" berasal dari istilah liber tersebut.
Orang-orang Indian Amerika telah menulis bahasa simbol mereka dengan tongkat-tongkat kayu dan cat cair pada kulit pohon birch putih dari Amerika Utara. Penduduk asli Central dan Amerika Selatan, termasuk Mexico telah banyak mempunyai kesempatan membuat semacam kertas dengan cara memukul kulit bagian dalam pohon-pohon moraceous. Sejarah tidak memperlihatkan bahwa penduduk asli apa yang sekarang disebut Amerika Serikat pernah membuat kertas dari suatu bentuk atau jenis. Parchment adalah suatu bahan berupa lembaran yang terbuat dari kulit binatang, telah menduduki tempat yang sangat unik dan hebat dalam sejarah evolusi kertas. Ia membangkitkan suatu perasaan antik dan dihubungkan dengan kualitas yang secara praktis tiada tara bandingannya. Parchment mempunyai daya tahan lama dan bisa bertahan sampai ratusan tahun. Parchment telah menjadi pembawa nilai yang sangat berarti bagi catatan-catatan dan cerita-cerita dari jaman klasik Yunani hingga abad pertengahan, dan banyak parchment kuno yang tetap ada hingga sekarang sebagai saksi terhadap bahan yang sangat bermanfaat ini. Kata " parchment" diambil dari Pergamum, sebuah kota kuno Mysia di Asia Kecil. Para sarjana berpendapat bahwa parchment atau kertas dari kulit mungkin sudah digunakan sejak 1500 SM, akan tetapi parchment tersebut tidak digunakan menjadi permukaan untuk menulis sampai sekitar 200 SM kemudian.
Kulit binatang telah terbukti menjadi yang paling sulit untuk penyediaannya, dan selalu menjadi masalah; yang lunak kontra yang keras, berlubang-lubang serta daya penerimaan permukaan terhadap berbagai macam media. Kulit binatang juga kenyal serta kuat dari banyak manipulasi dan perlakuan tangan penyamak. Ia bisa diberi warna, disemir. dibengkokkan dan diberi perhiasan dengan cara ditatah, diukir, dilubangi dan dijahit. Daya tahan pemakaiannya kuat atau tahan lama dan jika digoresi, diukir, atau disimpan karena tidak terpakai, wujudnya tetap bagus. Parchment yang sebenarnya tidak seperti halnya kulit, terbuat dari belahan kulit domba. Bagian terkecil dan sisi bulu-bulu domba dari kulitnya dibuat menjadi skiver, yaitu bahan yang cocok untuk dipakai dalam penjilidan buku. Daging dan sisi-sisi dari kulit diubah menjadi parchment atau kertas kulit dan akan menjadi kualitas yang paling bagus.
Vellum terbuat dari kulit anak sapi atau kulit anak domba dan biasanya terbuat dari seluruh kulit itu. Perbedaan antara Vellum dan parchment terlihat pada butir-butir dan tanda-tanda rambut yang biasanya menghasilkan permukaan yang tidak teratur. Parchment biasanya lebih konsisten dalam penampilan dan tidak memiliki sifat-sifat elusive ini. Parchment dan vellum harus digores, digosok dengan kapur dan direntangkan sehingga kulit mempunyai bentuk penampilan yang rata. Setelah itu ditaburi dengan pasir dari batu apung yang halus agar permukaannya menjadi bagus untuk menulis dan kaligrafi. Penulisan selama berabad-abad telah dilakukan dengaan sangat selektif dengan kulit untuk menjamin kesamaan warna dan kualitas permukaan dalam penjilidan yang memerlukan banyak halaman. Parchment tetap terus dipakai sepanjang masa Renaissance dan disebutkan bahwa untuk menghasilkan sebuah duplikat tunggal dari Bibel Gutenberg, diperlukan kulit domba sebanyak 300 ekor. Parchment dan vellum masih selalu dibutuhkan sampai saat ini untuk mendapatkan diploma, sertifikat, hak-hak patent dan sebagainya dalam keadaan yang bagus dan alamiah. Para penulis kaligrafi mendapatkan bahan-bahan ini agar sesuai dan ideal dalam membuat karya.
Percobaan pertama yang telah sangat berhasil dengan gemilang untuk pembuatan sebuah barang yang menyerupai kertas moderen seperti yang telah banyak dikenal selama ini, telah dibuat di Mesir pada jaman dahulu. Suatu tanaman air yang dikenal dengan nama papyrus telah menghasilkan bahan tersebut. Papyrus merupakan suatu tanaman yang sangat menarik perhatian, tangkainya tumbuh dari 10 hingga 15 kaki tingginya. Tangkainya berbentuk segi tiga secara bersilangan dan disekeliling dasarnya tumbuh beberapa daun yang berserabut pendek. Papyrus sangat halus atau rata, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar, nyaman dan berbentuk rumbai. Tanaman tersebut tumbuh dengan indah ditepian danau yang kecil dan sungai-sungai di bagiaan Afrika. Berasal dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus, kertas papyrus dibuat. Bagian-bagian ini dipisahkan dengan alat yang tajam, jarum panjang, atau kepah rumah siput yang lancip dan kemudian ditaburkan di atas sebuah meja dengan suatu lapisan tipis dari air dalam bentuk dan ukuran yang diperlukan untuk lembaran-lembaran itu. Pada lapisan pertama dibuat dari tuangan ini, yang kedua ditempatkan secara melintang untuk membentuk suatu lembaran dari ketebalan yang dikehendaki, kemudian di-press dan dikeringkan di panas matahari, kemudian digosok benda-benda yang halus tapi keras. Paling banyak adalah 22 lembar yang bisa dipisahkan dari satu tangkai dan yang paling dekat isi batang kayu atau pusat, yang paling baik dijadikan kertas. Perdagangan kertas orang Mesir telah berkembang dengan pesat pada abad ke 3 dan berlanjut hingga abad ke 5 SM.
Tumbuhnya pemakaian kulit binatang serta perubahan-perubahan geografis daerah sungai Nil, telah mendorong terhadap matinya papyrus. Penanaman menjadi sukar dan papyrus menurun dengan drastis. Kata "paper", "papier" dan "papel" diambil dari kata latin papyrus. Biblios merupakan terminologi latin yang digunakan untuk arti bagian dalam serabut (fiber) dari tanaman papyrus dan tulisan pada lembaran-lembaran papyrus dikenal dengan sebutan biblia.(sumer. Nooryan Bahari. kertas-nyeni.blogspot.com)

Sabtu, 02 Agustus 2008

Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Karakteristik limbah:
Berukuran mikro
Dinamis
Berdampak luas (penyebarannya)
Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
Volume limbah
Kandungan bahan pencemar
Frekuensi pembuangan limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
Limbah cair
Limbah padat
Limbah gas dan partikel
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
pengolahan menurut tingkatan perlakuan
pengolahan menurut karakteristik limbah


Indikasi Pencemaran Air

Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :
Bahan buangan padat
Bahan buangan organik
Bahan buangan anorganik

Jumat, 01 Agustus 2008